Kamis, 25 Juli 2013

Semalam rembulan utuh menampakkan diri. Sengaja menjadi satu-satunya primadona sejak bintang-bintang tertutup awan pekat. Jadilah semalam, penuh parade milik mereka berdua: sang rembulan dan awan-awan. Indah sekali, sungguh, indah sekali. Subhanallah, Rabbi...

Dibawahnya, hamparan pantai kenjeran pun berebut pancaran cahaya dari permukaan sang primadona agar akhirnya ia bisa meng-kilaukan pesona keperak-perakan ombak-ombak kecilnya. Kilauan itu berbentuk vertikal dari ujung mataku dan semakin membesar melabuh pada tepi pantai.


Namun, aku hanya bisa melewati kemegahan itu. Parade sunyi itu. Sambil terus melirik tak rela kehilangan keberadaannya dari mesin roda dua milik tanteku. Dan aku tak rela karena cemburu, sepanjang kemegahan itu dimiliki sejoli-sejoli yang memanjakan matanya yang kuyakin bukan karena parade itu. Hanya menguatkan husnudzon bahwa semoga mereka adalah pasangan-pasangan yang sah untuk berada di tempat dan suasana layaknya semalam. Karena hanya mereka yang sah dan halal satu sama lainnya lah yang berhak atas itu.

Sepanjang pantai kenjeran, aku mematri janji aku akn kembali, sendiri atau bersama seseorang pilihan Rabb ku untuk menemaniku. Hanya yang sah dan halal saja yang berhak menikmati parade Laut-Rembulan-Awan-awan itu.




Next
This is the most recent post.
Previous
Posting Lama

0 komentar:

Posting Komentar