Sabtu, 02 Februari 2013


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memandang konspirasi sebagai hal lumrah dalam politik. Karenanya, istilah konspirasi yang disebut Presiden PKS Anis Matta, kemarin, dikatakan bukan sebagai bentuk perlawanan.

"Pak Anis tidak menunjuk siapapun. Tidak menuduh orang tertentu," kata Ketua DPP PKS sekaligus Wakil Ketua Fraksi PKS DPR, Sohibul Iman di Jakarta, Sabtu (2/2).

Sebelumnya, kasus korupsi yang dihadapi mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq disebut tidak lepas dari konspirasi politik pihak tertentu. Bahkan, Anis yang menjadi presiden menggantikan Luthfi, berulang kali menyebut konspirasi dalam pidato pengangkatannya.

Memang, lanjut Sohibul, konspirasi menjadi isu paling mencuat dari kasus korupsi yang dihadapi mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq di internal.
Namun, tegas dia, dunia politik merupakan dunia konspirasi. Sehingga dalam konteks politik, tidak ada yang aneh dengan konspirasi.

"Energi kami tidak akan dihabiskan dengan membahas dan mencari siapa yang lakukan konspirasi. Yang paling penting adalah bagaimana meningkatkan konsolidasi internal partai," ungkapnya.

Ia pun menyayangkan ketika pembahasan kasus Luthfi menjadi kontraproduktif. Ketika porsi pembahasan konspirasi lebih mendominasi ketimbang masalah hukum yang sudah diserahkan PKS sepenuhnya kepada KPK.

"Kasus ini tidak akan membuat PKS terpuruk. Malahan membuat partai bisa bangkit lagi merealisasikan target meraih tiga besar dalam pemilu legislatif 2014," tutur dia.

0 komentar:

Posting Komentar