Pagi tadi ibuku telfon, bercerita kalau mbah kung ku maksa ikut kalau aku tak dijemput om pendik-suami mbak ririn di bandara Balikpapan nanti. Hm, rupannya rencanaku pergi menengok mbak Ririn-tanteku sudah dibocorkan mb Tatik-tanteku ke embah, padahal biar embah ndak tahu dulu, biar tak khawatir dengan cucu kesayangannya(PeDe nya saya) ini. "Gimana mau ke Kalimantan, lha wong pulang dari Jombang ke Banyuwangi saja embah langsung menuju rumah sakit untuk dirawat," tambah Ibuk.
Ya, mbah kung ku sudah usia lanjut, kurang tau pastinya berapa usia beliau, yang pasti kalo mau memprediksi ya dihitung saja usia saya sekarang, usia ibu saya, dan usia mbah kung saya menikah dulu... hehe
Mbah kung ku... pribadi luar biasa. sosok ulet, punya bakat dalam berdagang, sangat cinta keluarga: anak dan istrinya, dan sholih [Mantap puol :)] dan suka ngomel (haha, yang membuat lucu dari embah, bayangkan loh, klo cucunya ini diomelin malah kubercandain- astagfirullah, maaf ya mbah)
Ngomelnya itu kini selalu kurindukan (karakter ini diturunkan pada ibuku yang cantk hehe), sempat aku katakan pada beliau sewaktu beliau sakit, "Wah kalau sudah bisa ngomel tandanya mbah e sudah sembuh ini."
Mbah kung sedari aku kecil hingga usia kepala dua begini, tiap ketemu (biasannya hari-hari libur panjang sekolah) selalu memberi uang saku. Padahal sudah mati-matian ku tolak --> ini saran dari ibu, tapi jika akunya sudah lelah adu penawaran-permintaan dengan mbahku... ya ganti memakai saran ayah --> pemberian dari orang tua kalo ditolak itu malah bikin gelisah orang tua, hehehe
Mbah kung ku, yang sangatttttt sayaang cucu-cucunya... Mbah kung, aku rindu :)
Foto kebun 'si kancil'
jalan masuk kebun, hm ini sawah kebun jadi satu
airnya jernih banget, kata embah langsung dari pegunungan
Ini gubuk kami di kebun itu, biasanya ke kebun, bawa bekal sampai sana langsung dimakan lalu pulang lagi :D
Saya akan berangkat ke Kalimantan, bismillah sungguh ini hanya untuk mb Ririn yang sedang sakit disana... Semoga benar ini 'lillah'
0 komentar:
Posting Komentar