(12 Juni 2012)
Seperti sore ini, berniat untuk bertemu al-ukh di kosannya mengantarkan sesuatu yang sudah saya janjikan kepadanya,
Pertemuan kami memang sebentar dengan percakapan yang singkat,
Namun ada kata-katanya menghujam menyadarkan hati, menyadarkan bukan menyakiti, atau bisa disebut ‘tertohok dengan kalimatnya’
Kurang lebih begini percakapan kami…
“………. Aku bingung mi, kayaknya aku mau pindah kosan,” terangnya, “soalnya aku nggak mau lah jadi penghuni terakhir karena mungkin penghuni di kos ini pada mau pindah, hhe :D”
“Pindah ke Ruqun aja,” sahutku seketika (reflek, mungkin terlalu sering memasarkan ruqun seperti menjajakan makanan hhe)
“Aku takut mi,” lanjutnya, “Aku takut sama amanahnya di ruqun, aku takut ga bisa mencapai target hafalan, sepertinya aku pindah ke kos yang ‘lain’ saja”
Hampir tak bisa tertahan kata-kata untuk menyangkal dan menghanguskan pernyataannya demi men-gol-kan tujuan utamaku mempengaruhinya agar dia pindah ke ruqun,
Hampir saja,,, sampai aku teliti lagi kalimatnya itu, “Aku takut sama amanahnya di ruqun, aku takut ga bisa mencapai target hafalan”,,
Apakah aku pantas untuk bicara lebih, terlebih lagi untuk menyangkalnya,,,
Jika mengingat diri ini masih sering melalaikan komitmen bersama alQuran, sering melanggar aturan yang sudah disepakati bersama,
Tilawah yang jarang mencapai target hingga hampir tiap hari dapat makanan kata dari sang musrifah, “Tilawahnya itu mbak,,,”
Murajaah pasangan yang sering kubuat aturan sepihak bersama teman murajaah dibelakang musrifah (hhe ampun musrifah)
Apalagi setoran yang hampir tak pernah memenuhi target…
Lalu dengan amanah? Berarti seringkali terabaikan bukan?
* bukan untuk curcol tujuannya,,, bukan! hhe
Hanya ingin berbagi apakah ada jiwa-jiwa lain seperti cerita saya (semoga tidak ada)
Hanya ingin berbagi untuk bersama menyadarkan
Hanya ingin berbagi untuk bersama berbenah diri
Karena indahnya persahabatan adalah ketika kita berlomba melakukan kebaikan, mencari barakah
Seperti godaan saya dengan sahabat seperjuangan yang sedang membaca AlQurannya malam ini, “Ukh tumben belum tidur, sudah setengah sebelas, kasur empuk menunggu”
“Jadi begitu, aku tau strategimu untuk menguasai ruangan ini dan mengusir aku, hha”
“e,,, heheh’e”
(#salah satu persaingan menggelar lapak jika ingin bersama alQuran masing-masing)
Bersyukur ada yang mengingatkan kembali akan amanah yang sempat telupa...
Mungkin bukan lupa, tapi kita terlalu memudah-mudahkannya hingga tak menempati posisi dalam kesadaran kita
Amanah yang seharusnya butuh pundak sekuat Umar dan hati selembut Abu bakar
@Rq
0 komentar:
Posting Komentar