Senin, 28 Januari 2013


(20 November 2012)



“Allah melihat ke dalam hati para hambaNya,” demikian ‘Abdullah ibn Mas’ud berkata, “Dan didapatiNya hati Muhammad saw. adalah yang paling putih. Maka Allah memilihnya menjadi Nabi dan utusan yang membawa risalah penutupNya. Lalu Allah melihat lagi ke dalam hati para hambaNya, maka didapatinya hati sahabat-sahabat Muhammad adalah yang paling jernih. Maka Dia pun menjadikan mereka sahabat yang mendukung dan menolongnya dalam menegakkan risalah.”
(ddu)

Ya Rabb,,, aku bukanlah seorang yang terjaga semenjak kecil. Bahkan dewasaku kini, hanya serasa seonggok daging yang pergi kesana-kemari membawa kotoran.
Tapi Engkau jumpakan aku dengan mereka,,, wanita-wanita yang mampu membuat bidadari surgaMu cemburu. Mereka Engkau jadikan mereka sahabatku,,, dalam satu perjuangan ini.
Teringat beliau… yang telah mengenalkan dan membukakan pintu ‘tarbiyah’ ke dalam bentangan pemahaman ini. Ya, beliaulah, murabbiyah pertamaku.
Yang tanpa kusadar telah menanamkan rasa cinta dalam rongga pikiran dan hati ini sehingga ia bisa terikat dalam jalinan ukhuwah dengan saudara-saudaranya seiman dan seperjuangan.
Hingga kini, aku merasakan jalinan ukhuwah itu dengan saudara-saudara yang bahkan tak hidup sezaman, tak pernah bejumpa…
Namun ada perasaan telah ‘dekat’ dengan sosok-sosok seperjuangan; baik generasi perintis yang sudah lebih awal hidup, se-generasi, maupun generasi penerus yang dirindukan kelahirannya untuk menggaungkan takbir di seluruh sudut bumi.
Terimakasih Rabb,,,
Karena Engkau lah yang telah menghimpunkan hati-hati kami untuk berpadu… dengan mereka, wanita-wanita yang membuat para bidadari surgaMu cemburu. Karena mereka teguh berjuang dan saling bermesra di jalanMu. Benar, itu bukan kuasa kami… itu semata adalah kuasaMu
Sebagaimana firmanMu :
“dan Allah lah yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah yang telah menyatu padukan hati mereka...” (Q.s. Al-Anfaal : 63)
Maka inilah karunia dan nikmat yang sering luput untuk mensyukurinya… karunia terbesar, mengenal dan saling membersamaimu; kawan, sahabat, saudari…
Lebih seringnya aku merasa ingin memenanginya dalam segala hal hingga akulah yang terlihat paling sempurna dan paling dicinta banyak orang. Kecenderungan itu selalu ada memang. Namun teringat status seorang saudari (LMS) : ‘Bukankah berada di antara orang-orang sholih itu sudah menjadi kebanggaan,,,,”
Yap benar sekali. Biarlah persahabatan dengan orang-orang sholih menjadi pemacu untuk lebih dekat pada Rabb kita hingga Allah-lah yang menilai diri kita…

-malam berlalu, tapi tak mampu kupejamkan mata dirundung rindu kepada mereka yang wajahnya mengingatkanku akan surga. Wahai fajar terbitlah segera, agar sempat kukatakan pada mereka “aku mencintai kalian karena Allah”-

Spesial untuk mbak Riska Uzlifah, Murabbiyah-murabbiyahku, Ustad-Ustadzah, Remas Miftakhul Abrar SMADAJO ‘tiga’ angkatan, saudari-saudari liqo paguyuban (liqo pertamaku), Saudari terkasih widya, saudari-saudari liqoku yang sekarang (KEBAB be), RUQUN akhwat, akhwat STAN 2010 dan akhwat dua generasi di atasku, Shofwah, Akhwat Iqro club, Adik2 binaan; VIP, Khaula, Khansa, Syauqi, dan lingkaran ira yang belum sempat punya nama, dan saudari di tiap nafas doaku dan doanya…
-Uhibbukum fillah-

Ruqun Bintaro
23:40
(terinspirasi dari sepanjang  perjalanan Azzam dan Abu yang dituntun pengendaranya dari rumah seorang murabbiyah hingga gang jengkol malam ini,,,)

0 komentar:

Posting Komentar